Sabtu, 08 Januari 2011

Cerdas Keempat : Cerdas Linguistik

        Kecerdasan Linguistik atau kecerdasan bahasa pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Howard Gardner melalui teorinya yang dikenal dengan "Kecerdasan Majemuk", kemudian dikembangkan oleh beberapa ahli yang lain dengan berbagai tinjauan dan pendekatan, seperti Dr. Thomas Amstrong.

         Jika dihubungkan dengan otak, maka kecerdasan berbahasa ini bersumber dari suatu bagan otak yang yaitu "lobus temporal kiri dan lobus bagian depan". Cara kerja kecerdasan bahasa ini diwujudkan dalam bentuk kata - kata.

        Orang dengan kecerdasan linguistik atau bahasa ini, biasanya memiliki kegemaran membaca, menulis, bercerita, juga bermain kata - kata baik secara lisan maupun tulisan.

Berikut ini merupakan cara - cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan berbahasa :

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS
Meningkatkan kemampuan menulis dengan menegakkan prinsip - prinsip bahwa kita yakin bisa menulis dan jangan berkecil hati.



MAMPU BERCERITA DENGAN BAIK
Seseorang dengan kecerdasan berbahasa, tidak hanyabisa menyampaikan cerita dengan baik dan lengkap, tetapi kata - katanya tersusun dengan rapi, kalimat - kalimat yang disampaikan indah sehingga membuat orang yang mendengarkan terbawa emosi dan hanyut dalam ceritanya.





SUKA MEMBACA BUKU
Tidak hanya orang dengan kecerdasan intelektual yang suka membaca buku. Tetapiorang dengan kecerdasan bahasa juga suka membaca buku, bahkan menjadikannya sebagai tuntutan yang wajib dipenuhi.



Sumber  :  Menjadi Remaja Cerdas, Drs. H. M. Rusli Amin, MA

Cerdas Ketiga : Cerdas Intelektual

"Maka apakah mereka tidak memperhatkan unta, bagaimana ia dicuptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung - gunung bagaimana ia ditegakkan ? dan bumi bagaimana ia dihamparkan? "
(Q.S. Al Ghaasyiyah : 17-20)

       Dari ayat diatas, kita diharuskan untuk menggunakan penalaran, pemikiran, dan memperhatikan segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT, serta fenomena alam yang ada di langit dan di bumi. Untuk itulah manusia dibekali suatu potensi untuk menggali, menerangkan, serta memecahkan serta memberikan jawaban atas persoalan di atas yang dikenal dengan sebutan kecerdasan intelektual atau lebih dikenal dengan sebutan Intellectual Quotient (IQ).


 IQ mencakup hal - hal sebagai berikut :

PENALARAN
Penalaran merupakan "cara kerja" seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual. Salah satu ciri orang yang cerdas adalah suka melakuakan penalaran dalam memecahkan masalah kehidupannya. Untuk menjadi seorang intelektual kita diharuskan melakukan penalaran, baik pada fenomena alam, bahkan diri sendiri, perkembangan teknologi yang terjadi saa ini dan sebagainya.


EKSPERIMEN
Di samping penalaranyang merupakan "cara kerja" seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual, eksperimen juga merupakan salah satu ciri orang cerdas. Dorongan dari dalam diri membuatnya ingin terus melakukan eksperimen yang dijadikan sebaga pengalaman. Kegagalan djadikannya batu loncatan untuk menjadi sukses.

INGATAN YANG BAIK
Ingatan yang baik juga menjadi modal sesorang menjadi cerdas intelektual. Ingatan ini digunakannya baik untuk proses belajar, pengembangan ilmu pengetahuan dan lain - lain.

RAJIN MEMBACA
Orang yang cerdas mempunyai rasa ingi tahu yang tinggi. Untuk mencari jawaban atau penjelasan tentang rasa ingin tahunya itu, mereka akan rajin membaca dan menjadikan buku sebagai sumber informasinya



          Seningga untuk menjadi seorang yang cerdas secara intelektual, seharusnya kita meningkatkan aspek - aspek diatas.

Sumber  :  Menjadi Remaja Cerdas, Drs. H. M. Rusli Amin, MA



Cerdas yang Kedua : Cerdas Emosi



Apakah emosi itu?

Dalam kamus bahasa inggris Oxford emosi adalahsetiap kegiatan atau pergolakan pikiran , perasaan, atai nafsu. Atau seiap keadaan mental yang hebat atau meluap -luap.

Para ahli telah membuat pengelompokan dari sejumlah hal, baik positif atau negatif yang menunjukkan kepada emosi, yang sering dikenal sebagai dimensi emosi yaitu :

1. Cinta
Cinta yang didalamnya meliputi penerimaan, pesahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,    hormat, kasih dan kasmaran

2. Kenikmatan
Yang tercakup didalamnya adalah bahaia, gembira, puas, ringan, senang, rasa terpesona, rasa terpenhi, dan lain - lain.

3. Malu
Yang didalamnya memiliki rasa malu, sesal, kesal, hina, rasa bersalah

4. Rasa takut
Rasa Takut meliputi perasaan cemas, takut, gugup, khawatir, waspada, tidak senang, ngeri, bahkan fobia bila rasa takut itu berlebihan

5. Kesedihan
Meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, kesepiaan bahkan putus asa.

6. Marah
Yang tercakup didalamnya antara lain adalah rasa terganggu, tersinggung, kesal hati

7. Jengkel
Yang meliputi perasaan hina, jijik, mual, tidak suka, benci, muak, dan lain - lain

8. Terkejut
Meliputi rasa terkesima, takjub, dan terpana.

            Untuk menjadi pribadi yang baik kita diharuskan meningkatkan dimensi positif dari emosi itu sendiri seperti cinta, persahabatan, kepercayaan, kebaikan, kebahagiaan, kegembiraan, dan sikap positif lainnya.
Dan sebaliknya, untuk menjadi pribadi yang baik pula, kita diharuskan untuk mengendalikan aspek - aspek negatif dalam diri kita sepertiperbuatan tercela, marah, dan kesedihan yang berlebihan.


Sumber : Menjadi Remaja Cerdas, Drs. H. M. Rusli Amin, MA

Jumat, 07 Januari 2011

Cerdas yang Pertama : Cerdas Spiriual

Orang yang cerdas adalah mereka yang mampu mengendalikan nafsunya dan beramal (berbuat) untuk masa sesudah mati,
Sedang orang yang lemah ialah mereka yang mengikuti nafsunya dan berangan-angan kepada Allah”. (Riwayat Ahmad)

         Menurut Hadist ini, kecerdasan sesorang dapat diukur dari kemampuannya dalam mengendalikan hawa nafsunya (cerdas emosi) dan mengorientasikan semua amalnya pada kehidupan sesudah mati (cerdas spiritual). Mereka yakin bahwa ada kehidupan setelah kematian, mereka juga percaya bahwa setiap amalan di dunia sekecil apapun akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah swt.

         Keyakinan tentang keabadian, menjadikannya lebih berhati-hati dalam menapaki kehidupan di dunia ini, sebab mereka percaya bahwa kehidupan ini tidak sekali di dunia ini saja, tapi ada kehidupan yang lebih hakiki. Dunia adalah tempat menanam, sedangkan akhirat adalah tempat memanen. Siapa yang menanam padi akan menuai padi. Siapa yang menanam angin akan menuai badai.
        Tidak hanya bersikap hati-hati, orang yang cerdas spiritual nya lebih bersemangat, lebih percaya diri dan lebih optimis. Mereka tidak pernah ragu-ragu berbuat baik, sebab jika kebaikannya tidak bisa dinikmati saat di dunia mereka masih bisa berharap mendapatkan balasannya di akhirat nanti. Jika tidak bisa dinikmati sekarang, amal kebaikan itu akan berubah menjadi tabungan atau deposito secara otomatis yang kelak akan dicairkan justru pada saat mereka sangat membutuhkan di alam kehidupan sesudah mati.
         Saat menanam pohon, misalnya mereka sangat antusias. Mereka yakin jika pohon tersebut nantinya berbuah tidak ada yang sia-sia sekalipun buahnya dimakan burung atau dimakan orang lain. Sekalipun ia tidak menikmati buah itu di dunia ini, ganjaran nya akan dipetik di akhirat nanti.
Orang-orang ini, ketika melihat ketidakadilan di dunia tidak segera putus asa. Sekalipun para koruptor bebas berkeliaran, sedang orang-orang sholeh justru dipenjarakan, mereka tetap memandang dunia dengan pandangan yang positif. Mereka tetap berjuang menegakan keadilan, sekalipun keadilan yang hakiki barus dirasakan kelak di akhirat. Di depan mahkamah Illahi tidak ada barang bukti yang hilang atau sengaja dihilangkan. Mulut dikunci dan semua anggota tubuh bersaksi.
         Ciri orang yang cerdas sebenarnya telah tampak jelas dalam derap langkahnya, ketika mereka membuat rencana, saat mengeksekusi rencananya dan pada saat melakukan evaluasi. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari saat sendirian atau dalam interaksi sosialnya nampak wajah nya yang senantiasa bercahaya , memancarkan energi positif, menjadi magnet power, penuh motivasi, menjadi sumber inspirasi, dan berfikir serta bertindak positif. Mereka akan bersikap baik dan benar baik ketika ditengah keramaian maupun disaat sendirian karena dimanapun dia berada merasa dilihat oleh Allah. 

         Orang seperti ini mempunyai integritas, sesuai antara hati, kata dan perbuatannya, selaras antara apa yang ada dalam hatinya, ucapan  dan perbuatannya.
Orang yang cerdas emosi dan spiritual enak diajak bergaul, karena mereka telah terbebas dari su’udzon (buruk sangka, hasad (iri atau dengki) dan takabur (menyombongkan diri). Orang-orang inilah yang memiliki potensi untuk meraih sukses di dunia sekaligus sukses menikmati kehidupan surgawi di akhirat nanti.

          Semoga Allah SWT menganugrahi kepada kita gabungan tiga kecerdasan sekaligus, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional. Amin
Ust Abdurrahman Muhammad  dan dari sumber lain

Sumber : http://hanifa93.wordpress.com/2009/01/04/cerdas-spiritual-menurut-islam/